KABUPATEN CIREBON -- Masyarakat Kabupaten Cirebon diajak menjaga kelestarian batik. Sejak lama, daerah di timur Jawa Barat ini, dikenal menjadi salah satu daerah penghasil batik unggulan di tanah air.
Dewan Pembina Kesenian Cirebon, Dr. H. Casta, S.Pd, M.Pd menjelaskan, pelestarian batik perlu dilakukan oleh semua pihak dengan kesadaran bersama menjaga batik sebagai salah satu kekayaan seni dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
"Motif batik dipengaruhi banyak hal dan termuat beberapa unsur, dari mulai unsur sistem pengetahun, sistem simbol, sistem strategi adaptasi," kata Casta saat menghadiri seminar Batik Cirebon yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon di ruang Paseban, Setda Kabupaten Cirebon, Selasa (30/5/2023).
Menurut Casta, jauh sebelum UNESCO mengakui batik Indonesia sebagai budaya tak benda warisan manusia pada 2009, para ahli sudah sejak lama meyakini, jika membatik adalah produk asli budaya nusantara. Ini sesuai dengan pendapat para ahli, yakni Wirjoduparto pada tahun 1974, serta Brandes Dan Stainmann pada tahun 1958.
"Motif batik tidak asal dibuat, dia harus punya makna dan arti, sehingga simbol yang ada pada batik mempunyai arti dan nilai luhur tentang kehidupan," jelas Casta.
Sistem pengetahuan batik Cirebon, lanjut Casta, salah satunya berpegangan pada hubungan vertikal menuju ke-Esa-an dan hubungan antara mikrokosmos dan makrokosmos. Seperti alam Niskala, yang tak tampak dan tak terindera.
"Salah satunya, simbol atau motif megamendung, yang merupakan representasi dari dunia atas atau alam Niskala," tuturnya.
Keunikan Batik Cirebon tidak dapat dipisahkan dari karakteristik kebudayaan Cirebon yang dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan besar, seperti kebudayaan Jawa, kebudayaan Sunda, terutama kebudayaan Islam, disamping juga kebudayaan Cina dan kebudayaan besar lainnya.
Ia mengungkapkan, bahwa batik sendiri tidak kaku dan terbuka bagi ruang kreativitas. Menurutnya, ada tiga ruang kreativitas yang bisa diintegrasikan dengan batik, yakni dengan berbasis strategi ortodoksa, berbasis strategi hetrodoksa, serta berbasis sintesa ortodoksa Dan hetrodoksa.
Batik Cirebon sebagai produk kultural menyimpan sistem pengetahuan, sistem simbol dan sistem adaptasi simbolik yang telah menjadi identitas dan integrasi budaya dalam kancah perbatikan nusantara.
Bahkan, batik juga sebagai produk kultural yang menuntut terbangunnya interaksi simbolik dengan menggunakan nilai-nilai estetika tidak semata nilai ekonomi, apalagi nilai-nilai pragmatis lainnya.
"Kita patut bersyukur sekaligus bangga, karena Cirebon memiliki sentra Batik Trusmi dan juga sentra Batik Ciwaringin. Berkat tangan-tangan terampil yang disertai keuletan, telah menghasilkan 400 lebih motif batik. Batik Cirebon telah mendunia dengan keunggulan yang telah menjadi identitas kebudayaan sekaligus kebanggaan Kabupaten Cirebon," tambahnya.
Sementara Kadisbudpar Kabupaten Cirebon, Drs. Abraham Mohammad, M.Si mengatakan, pihaknya meminta bagi pekerja swasta, ada waktu seminggu sekali untuk menggunakan pakaian batik.
Sehingga nantinya, upaya pelestarian batik bisa juga didukung oleh semua pihak dan batik sebagai identitas daerah bisa digelorakan.
"Saya mengusulkan kepada pimpinan, dalam hal ini kepala daerah, untuk membuat regulasi agar ada penggunaan batik di lingkungan kerja swasta. Terserah motif batik apa saja, ini penting, karena ada multiplier efek dari kebijakan ini,” ujar Abraham.
Ia menyebut, dari kebijakan tersebut nantinya akan ada berkah untuk para perajin batik, yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
"Tidak hanya perajinnya yang harus kreatif, para pengambil kebijakan juga harus kreatif dalam melakukan sosialisasi dan membumikan kearifan lokal, dalam hal ini batik," lanjutnya.
Abraham menjelaskan, Cirebon adalah salah satu daerah sentra batik yang dikenal hingga pelosok nusantara. Hal ini tentunya, menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon.
Tinggal, kata Abraham, tugas berikutnya yang menjadi priorotas adalah lebih memasyarakatkan batik, sehingga tidak hanya dikenal sebagai salah satu kekayaan Cirebon, tapi sebagai identitas daerah.
"Jangan malu pakai batik, karena banyak anak muda dan para pemimpin besar yang kerap memakai batik dalam berbagai acara," ungkapnya. (DISKOMINFO)