KABUPATEN CIREBON -- Bupati Cirebon, Drs. H. Imron, M.Ag menyebutkan, industri kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon masih menunjukkan eksistensinya hingga saat ini. Kinerja ekspor pun masih didominasi oleh komoditas tersebut.
Menurut Imron, industri kerajinan rotan memiliki ketahanan lebih dibandingkan komoditas lainnya. Saat pandemi Covid-19 pun, industri ini tetap mengirimkan produknya ke beberapa negara tujuan.
"Kelompok industri rotan ini sangat berpengaruh terhadap PAD (pendapatan asli daerah)," kata Imron pada saat mendampingi Pj Gubernur Jawa Barat meninjau Satuan Pelayanan (Satpel) Pengembangan Industri Rotan Cirebon, Tegalwangi, Kabupaten Cirebon, Rabu (3/1/2024).
Namun begitu, lanjut Imron, ia meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membantu memasarkan produk rotan Cirebon ke negara-negara ASEAN. Hal ini dilakukan, karena belum meredanya konflik antara Rusia dan Ukraina.
"Pasar ekspor Kabupaten Cirebon ini kan Eropa, tetapi karena adanya perang disana, ekspor jadi terhambat. Kami minta kepada Pemerintah Provinsi Jabar untuk membantu pasarkan ke negara lainnya," ujar Imron.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, S.E, M.T mendorong produksi rotan dari Kabupaten Cirebon agar terus bertumbuh, karena komoditas rotan merupakan salah satu unggulan dari Jawa Barat.
Bey menyebutkan, ekspor rotan pada tahun 2023 menurun dibandingkan tahun 2022. Hal ini diakibatkan adanya perlambatan ekonomi dampak perang antara Rusia-Ukraina.
"Saya sudah perintahkan Disperindag Jabar untuk mencari pasar baru, karena prospek industri rotan Cirebon ini sangat baik," kata Bey.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Noneng Komara Nengsih, S.E, M.A.P mengatakan, nilai ekspor produk rotan dari Jawa Barat sepanjang Januari-Oktober sebanyak 22.025 ton, dan 98 persen berasal dari Kabupaten Cirebon.
Furnitur rotan merupakan komoditas dengan nilai ekspor terbanyak sebesar 127,48 juta USD. Sementara, barang anyam rotan hanya berada di angka 27,66 juta USD.
"Jawa Barat juga tercatat mengekspor bahan nabati dari rotan pada periode Januari-Oktober 2023 dengan nilai 114.280 USD," ungkap Noneng. (DISKOMINFO)